CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Jumat, 05 Desember 2008

Be The Change Campaign

Sebuah program pelatihan dan peningkatan pengetahuan
bagi anak - anak sma,para calon pemimpin masa depan Di Lagenta,Bandung :)
khususnya kami cewe cewe yang aktif dinamis dan ceria.
dalam partisipasi untuk mengurangi dampak perubahan iklim
dan menyuarakan aspirasi masyarakat miskin, kaum perempuan, dan anak - anak.





Be The Change Programme
(penulis artikel : bellalita sma6 jkt)


Oxfam GB Indonesia bekerjasama dengan Greeners menyelenggarakan Be The Change Programme yang berlangsung pada tanggal 18-22 Agustus 2008. Acara ini bertempat di Villa Lagenta, Lembang. Peserta terdiri dari delapan siswi yang terseleksi dari 4 sekolah ternama Jakarta dan Bandung, yaitu Bella dan Ranti (SMA 6 Jakarta), Galuh dan Becca (SMA Tarakanita), Sitin dan Kinan (SMA 5 Bandung) dan Chyndar dan Sasa (SMA Taruna Bakti).


Be The Change Programme adalah program pelatihan meningkatkan pengetahuan untuk turut berperan serta berpartisipasi mengurangi dampak perubahan iklim dan menyuarakan aspirasi masyarakat miskin, kaum perempuan dan anak-anak pada umumnya. Peserta pelatihan adalah pelajar siswi SMA, mengingat selama ini komunitas rentan wanita dan anak-anak kadang teracuhkan dalam menyuarakan untuk mengurangi perubahan iklim. Di samping itu karena pelajar SMA memiliki sifat kritis dan kreatif dalam berpikir serta cepat mengadopsi sebuah trend atau perubahan.


Hari pertama (18/8/2008) merupakan pertemuan dan perkenalan untuk pertama kalinya siswi Jakarta dan Bandung di Ciwalk,Bandung. Semua diawali saat makan dan hunting baju sponsor bareng di Firebolt Shop. Para peserta tampak mulai akrab seketika, karena satu sama lain saling meminta pendapat mengenai motif baju huntingannya. Villa Lagenta adalah tempat tujuan selanjutnya. Rully Prayoga Campaign Officer Oxfam GB Indonesia dan Saiful selaku pemimpin utama dari Greeners meresmikan pembukaan Be The Change Programme.


Hari kedua (19/8/08), pembahasan isu perubahan iklim yang dipaparkan oleh Amanda Katili PhD dariKementrian Lingkungan Hidup. Menurutnya, Iklim global itu bersifat non polar (mengalami perubahan dengan cepat), sehingga diperlukannya apa saja langkah-langkah adaptasi (penyesuian) dan mitigasi (penanggulangan).


“Perubahan iklim membawa dampak lebih dari sekedar isu lingkungan biasa. Isu sosial,ekonomi dan hak asasi manusia juga bersinggungan erat dengan perubahan iklim dan harus segera disuarakan” ujar Rully Prayoga, nara sumber ke 2. Menurutnya, Pihak yang paling rentan terkena dampak dari perubahan iklim adalah orang miskin, wanita dan anak-anak, sehingga pihak industri yang merupakan pihak penyumbang gas efek rumah kaca terbesar harus lebih bertanggung jawab atas iklim yang semakin tidak menentu ini. Negara maju yang perindustrian tinggi ketimpa negara berkembang yang perindustrian rendah, malah berdampak efeknya lebih besar dari negara maju. Sehingga perlu adanya hal yang diperbuat yaitu upaya penyadaran,hemat energi dan membantu masyarakat rentan.


Hari ke tiga (20/8/2008), pembahasan kampanye yang dipaparkan oleh Hari Kushardanto. Menurutnya, kampanye adalah suatu rangkaian yang aktif dan terus-menerus dilakukan, dalam suatu kerangka waktu untuk mencapai suatu tujuan. Dalam berkampenye ada tahapan-tahapan yang mesti dilakukan secara bertahap mulai dari identifikasi masalah, penelitian pasar, pengembangan pesan, pemilihan media, pelaksanaan dan evauluasi. Semua tahapan itu memiliki target khususnya untuk teman, keluarga,n masyarakat rumah dan sekolah agar mau berubah serta ikut terlibat suatu aksi bersama.


Setelah itu, pembahasan dasar-dasar penulisan kreatif yang dipaparkan oleh Bharata Kusuma. Menurutnya, Hal yang harus diingat sebelum menulis adalah memikirkan topik yang akan diangkat, panjang tulisa, pihak yang mambaca, lama tulisan, tujuan utama, pengetahuan tentang topik dan harapan dari menulis itu. Seusai pemaparan Bharata, para peserta diajak terjun langsung untuk menulis sebuah kisah unik yang pernah dialami, dengan menggunakan Teknik 5W 1H (What, Where, When, Who, Why dan How). Teknik ini merupakan teknik yang sudah mencakup semua hal apa saja yang akan ditulis.


Dewi lestari adalah memberi motivasi yang "ter" dari semua nara sumber, karena mampu memberikan inspirasi bagi delapan siswi ini. Dengan wajahnya yang jelita, Dewi menceritakan berbagai pengalamannya baik suka maupun duka dalam menulis. Menurutnya, menulis adalah sebuah proses mengenali kejujuran yang ada pada diri sendiri.


Hari ke empat (21/8/2008), pembahasan problema apa saja yang akan dihadapi dalam membuat program hingga bulan Desember mendatang, ilmu photography dan teknik wawancara oleh Rully Prayoga dan Dian selaku NGO Oxfam Media and External Officer. Setelah pemaparan itu, peserta diajak terjun langsung ke dunia photography yang dibina oleh Rully Prayoga, Sandi Jaya Saputra dan Maharti Rihana.


Hari ke lima (22/8/2008), Be The Change Programme ditutup oleh pihak penyelenggara yaitu Oxfam GB Indonesia dan Greeners. Penutupan ini bukanlah akhir dari segalanya. Kini ke delapan siswi itu menamakan dirinya Greenchood. Mereka masih harus melakukan tugasnya untuk membuat program mengatisipasi perubahan iklim hinggu akhir tahun 2008 ini.

0 komentar: